Aturan berbusana adalah aturan yang tertulis atau tidak tertulis tentang cara berpakaian pada suatu daerah. Busana juga memiliki aspek social, aturan dan penerapan yang berbeda. Tergantung bagaimana keadaan pada daerah tersebut.
Lalu bagaimana aturan berbusana dan kebebasan berpakaian di Indonesia sendiri? Aturan berbusana di Indonesia sendiri dinilai diskriminatif terhadap wanita kata Human Right Watch. Kenapa? Temukan jawabannya dalam ulasan ini.
Kenapa Aturan Berbusana di Indonesia di Nilai Diskriminatif?
Menurut Human Rights Watch bahwa aturan berpakaian d Indonesia dinilai diskriminatif terhadap perempuan. Terutama siswi, pegawai maupun perempuan kantor pemerintahan.
Dimana Human Rights Watch menerangkan sejarah bahwa aturan berbusana yang mengharuskan perempuan menggunakan jilbab. Ini bisa menyebabkan tekanan psikologis pada perempuan. Siswi yang bersekolah juga wajib menggunakan jilbab.
Dan siswi yang tidak patuh pada aturan akan dipaksa mengundurkan diri dibawah tekanan. Aturan ini menekan adanya kebebasan dalam berpakaian di Indonesia. Dimana setiap perempuan terutama siswi dan pegawai diwajibkan untuk menggunakan jilbab.
Sejarah Aturan Berbusana di Indonesia
Human Rights Watch banyak mendokumentasikan kasus siswi serta guru yang beragama Islam dan non-Islam dipaksa untuk menggunakan jilbab. Pada tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan aturan seragam yaitu dengan rok dan kemeja panjang serta berjilbab.
Karena menurut Human Rights Watch itu adalah satu-satunya kesan yang digambarkan oleh wanita muslimah. Dengan adanya aturan ini mendorong dinas pendidikan daerah untuk memperkenalkan aturan baru yang lebih toleran.
Bahwa hijab tidak wajib digunakan. Untuk siswi sekolah cukup menggunakan rok dan kemeja panjang. Dan kemudian pada tahun 2022, peraturan tersebut kembali ditegakkan. Siswi maupun guru memiliki haknya untuk memilih apa yang digunakan dalam bersekolah.
Termasuk menggunakan atau tanpa menggunakan atribut keagamaan. Dengan adanya aturan ini, mendorong kebebasan berpakaian dalam dunia pendidikan. Namun masih sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Keputusan ini hanya mencakup sekolah negeri dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Serta tidak mempengaruhi sekolah negeri atau universitas yang berada di bawah Kementerian Agama.
Namun peraturan ini tidak berlaku bagi Aceh yang memiliki pengaturan dan otonomi khusus serta lebih luas dari pada provinsi lain di Indonesia.
Etika Berbusana Sesuai Waktu dan Tempat
Berpakaian merupakan kebebasan setiap manusia dalam berekspresi. Meski begitu kita juga harus menerapkan etika berbusana sesuai waktu dan tempat. Karena busana sendiri menggambarkan tingkat kesopanan dan nilai kita di masyarakat.
Berpakaian rapi dan sopan perlu diterapkan dan dipupuk sejak dini. Dengan berpakaian yang sesuai dengan tempat dan waktu bisa menumbuhkan rasa hormat orang lain terhadap kita. Karena tanpa sadar, gaya seseorang dapat mengubah perspektif orang lain.
Contohnya ketika kamu sedang ingin berlibur bersama teman bisa gunakan pakaian kasual dan santai. Lain jika kamu akan pergi mengunjungi acara penting seperti pernikahan, gunakan pakaian sopan dan sesuai untuk menunjukan rasa hormat kamu kepada pemilik acara.
Aspek yang Mempengaruhi Etika Berpakaian
Pakaian adalah kebutuhan pokok dasar sehari-hari. Tanpa berpakaian seseorang bisa dikatakan gila oleh orang lain. Namun banyak anak muda yang mengikuti trend mode dengan busana yang terlalu terbuka dan vulgar. Berikut 2 aspek yang mempengaruhinya.
1. Selebriti
Zaman globalisasi ini, semua mudah dijangkau dengan adanya social media. Banyak anak muda mulai dari remaja hingga dewasa lebih dengan mudah dan leluasa dalam mengakses social media. Hingga banyak juga yang mengikuti bagaimana cara mereka berpakaian.
Meniru atau terinspirasi oleh gaya selebriti memang tidak masalah. Namun juga perlu memilih dan memilah mana yang baik dan benar untuk diikuti.
2. Teman
Secara tidak sadar, teman sekeliling kita memiliki memiliki peran besar dalam pemilihan gaya berpakaian kita. Karena dalam sehari intensitas bertemu teman akan lebih banyak dan mudah. Jadi tanpa sadar kita akan belajar dari mereka, termasuk bagaimana dalam berpakaian.
Beberapa Etika dalam Berpakaian
Di Indonesia memiliki beberapa etika berpakaian yang banyak dijunjung oleh masyarakat. Karena Indonesia sendiri masih kental dengan norma yang berlaku. Untuk itu, berikut etika berpakaian.
1. Menutup Aurat
Berbusana merupakan sebuah kebebasan. Namun etika berbusana yang sopan dan baik perlu dipelihara dan ditanamkan sejak dini. Termasuk berbusana dengan menutup aurat atau bagian yang tidak harus terlihat oleh umum.
Bukan tanpa sebab, hal ini bertujuan untuk menghindari kejahatan seksual yang banyak terjadi. Ada banyak pakaian yang sopan dan lebih tertutup tanpa mengurangi aura kecantikan yang dimiliki oleh perempuan.
2. Sesuai Tempat dan Waktu
Etika yang kedua jangan lupa tempat dan waktu dalam berbusana. Jika ingin bersekolah gunakan seragam yang sesuai. Jangan ketika ingin bersekolah malah menggunakan pakaian kasual yang umumnya digunakan untuk bermain.
Etika ini juga bertujuan untuk menciptakan rasa hormat antara kita dan orang lain. Dengan menggunakan busana yang sesuai bisa menciptakan serta menjaga rasa hormat yang kita miliki.
3. Sopan, Rapi dan Bersih
Tidak perlu harus pakaian mahal dan branded. Asal pakaian yang digunakan sopan, rapi dan bersih pasti bisa meningkatkan rasa percaya diri kamu. Pakaian yang bersih juga menghindarkan kamu dari sarang penyakit.
4. Tidak Melanggar Hukum dan Agama
Etika yang terakhir adalah pakaian yang tidak melanggar hokum serta agama. Sebelum menggunakan pakaian, ada baiknya kamu mengingat bagaimana hukum di dalam dan luar negeri.
Hindari menggunakan pakaian yang bertentangan dengan norma, adat istiadat, hukum budaya yang sudah berlaku lama di masyarakat.
Penutup
Jadi itu dia aturan berbusana serta kebebasan berpakaian di Indonesia. Meski kita memiliki kebebasan dalam berpakaian, jangan lupakan norma dan hukum yang sudah berlaku lama di Indonesia.